Pages

Wednesday,Mar1,

Macam-macam Proses Pembuatan Hexamine



a. Proses Meissner

Proses ini pertama kali dikembangkan oleh Firtz Meissner pada tahun 1938 di Jerman Barat. Bahan baku yang digunakan adalah gas amonia dan gas formaldehid. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

6CH2O + 4NH3 --> C6H12N4 + 6H2O

Formaldehid dialirkan dari tangki formaldehid masuk ke dalam reaktor bersama amonia. Reaksi yang terjadi sangat cepat sehingga yang mengontrol kecepatan reaksi adalah kecepatan pembentukan kristal hexamine. Pada proses ini panas reaksi yang terjadi pada reaktor digunakan untuk menguapkan air hasil reaksi.

Reaktor dalam proses ini didesain sangat khusus, karena selain sebagai tempat reaksi antara gas amonia dan gas formaldehid juga digunakan sebagai evaporator dan kristaliser. Reaktor berjumlah dua buah dan saling berhubungan dengan suhu reaksi 20-30 oC. untuk menjaga suhu reaksi digunakan gas inert ataupun dengan pengaturan tekanan total saat campuran dalam reaktor mendidih. Hal ini untuk mengurangi kebutuhan pendingin.

Produk hexamine keluar reaktor dengan konsentrasi 25 – 30 %. Dengan adanya panas yang terbentuk, hexamine dapat dikristalkan langsung dengan reaktor. Uap dalam reaktor dikondensasikan sedangkan bahan inert serta impuritas seperti metanol dibuang dari bagian atas reaktor seperti waste gas. Gas ini masih mengandung hidrogen 18 – 20 % dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Dari reaktor produk masuk ke dalam centrifuge untuk dicuci dengan air kemudian dikeringkan dan dipasarkan. Konversi dari proses ini adalah 97 % dan yield proses ini mencapai 95 %.

b. Proses Leonard

Bahan baku yang digunakan dalam proses ini adalah amonia cair dan larutan formalin dengan konsentrasi 37 %. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

6CH2O + 4NH3  -->  (CH2)6N4 + 6H2O + 28,2 kkal

Reaksi berlangsung pada suhu 30 – 50oC dengan pH 7-8. Untuk mempertahankan suhu digunakan pendingin air. Larutan formalin yang mengandung metanol kurang dari 2 % diumpankan bersama dengan amonia cair ke dalam reaktor. Produk yang keluar dari reaktor kemudian masuk ke dalam evaporator.

Di dalam evaporator terjadi penguapan sisa–sisa reaktan dan mulai terjadi proses pengkristalan. Produk keluar evaporator kemudian dimasukkan ke dalam centrifuge dan dikeringkan di dryer, setelah itu produk kemudian dikemas.Dengan proses ini dapat diperoleh yield overall sebesar 95 – 96 % berdasarkan reaktan formalin.  Konversi dari reaksi pembuatan hexamine dari amonia dan formalin pada proses ini adalah 98 %.

c. Proses AGF Lefebvre

Bahan baku yang digunakan dalam proses ini adalah larutan formalin bebas metanol sebesar 30-37 % berat dan gas anhidrat amonia. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

6CH2O + 4NH3 --> C6H12N4 + 6H2O

Bahan baku formalin diumpankan ke dalam reaktor yang dilengkapi dengan pengaduk dan gas amonia anhidrat diumpankan secara pelan – pelan dari bagian bawah reaktor. Reaksi berlangsung dalam kisaran suhu 20 – 30 oC dan merupakan reaksi eksotermis sehingga membutuhkan pendingin. Untuk menyempurnakan reaksi maka digunakan amonia berlebih.
Produk yang keluar dari reaktor kemudian masuk ke dalam vaccum evaporator. Dalam evaporator bahan mengalami pemekatan dan pengkristalan. Kristal yang terbentuk dikumpulkan dibagian bawah evaporator yaitu di dalam salt box kemudian diumpankan kedalam centrifuge untuk memisahkan kristal hexamine dan air. Untuk memperoleh bahan dengan kemurnian yang tinggi, air yang masih banyak mengandung kristal hexamine (mother liquor) yang keluar dari centrifuge dikembalikan ke evaporator. Setelah itu produk dikeringkan dan dikemas. Dengan proses ini mempunyai konversi 97 % dan didapatkan yield sebesar 95 %.



Read more

Anggraeni, DR., dan Fitri, LE (2010). Prarancangan Pabrik Hexamine dari Amonia dan Formalin dengan Proses Leonard Kapasitas 25.000 Ton/Tahun. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

No comments:

Post a Comment

copyright © 2025. all rights reserved. designed by Color and Code

grid layout coding by helpblogger.com